Jual Barang Antik Kok Belum Lihai
Media Monitoring Service
Cubic Centra Indonesia
http://www.cc-indonesia.com
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kemen KP) telah menorehkan prestasi cemerlang dengan meningkatkan produksi ikan.
Tahun 2014 menargetkan produksi ikan menjadi 16,9 juta ton. Ini berarti naik 353 persen dari produksi ikan tahun 2010, yaitu 5,37 juta ton.
Barangkali dengan prestasi itulah, peringkat kinerja kementerian ini melejit ke urutan 9 dari 72 instansi pemerintah berdasarkan evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) tahun 2009 yang dilakukan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN dan RB).
Padahal, untuk penilaian kinerja tahun 2008, rankingnya 33 dari 74 instansi pemerintah.
Meski kinerja sudah bagus, yang menjadi pertanyaan, kenapa belum berhasil menjual barang-barang antik berupa benda muatan asal kapal tenggelam (BMKT) senilai Rp 800 miliar.
Pelelangan dilakukan kemarin, tapi karena tidak ada peminat, lelang barang-barang dari abad ke 10 Masehi tersebut ditutup.
“Karena hingga saat ini tidak ada peserta lelang yang menyetor deposit, sehingga saya nyatakan tidak ada penawaran (lelang),” ujar pejabat Lelang Negara Kelas I Jakarta, Iraningsih, di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, proses lelang harta karun Cirebon tersebut berlangsung tidak sampai lima menit, hanya membacakan surat perintah lelang dan langsung menutup lelang karena tidak ada penawaran.
Dalam lelang tersebut hadir Ketua Panitia Nasional Lelang yang juga Menteri Kelautan dan Perikanan (DKP) Fadel Muhammad dan Menbudpar Jero Wacik.
Harta karun itu diangkut dari perairan Laut Jawa, utara Cirebon, oleh PT Paradigma Putra Sejahtera (PPS) bekerjasama dengan COSMIX Underwater Research Ltd (Cosmix). Pemburu harta karun dari Belgia, Luc Haymens, yang terlibat dalam proyek ini menyatakan, pihaknya perlu menyelam 22 ribu kali untuk mengangkut harta karun itu dari dasar laut dalam rentang waktu Februari 2004 hingga Oktober 2005.
Item yang dilego mencakup rubi, mutiara, perhiasan emas, batu kristal dari dinasti Fatimiyah, gelas dari Iran dan porselen indah kekaisaran Cina peninggalan sekitar tahun 976 M.
Rincian harta karun yang dilelang antara lain vas bunga terbesar dari Dinasti Liao (907-1125), keramik Yue Mise dari era Lima Dinasti (907-960) dengan warna hijau khusus untuk Kaisar. Selain itu ada juga 11.000 mutiara, 4.000 rubi, 400 safir merah dan lebih dari 2.200 batu akik.
Menanggapi hal itu, pengamat sejarah dari Komunitas Bambu, JJ Rizal mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan lelang barang-barang antik sepi peminat.
Misalnya kurang promosi, persyaratannya terlalu banyak, dan barang yang dilelang itu dianggap tidak istimewa lagi.
‘’Kinerja Kemen KP sih sudah mantap, tapi jual barang antik kok belum lihai, makanya lelang barang antik sepi peminat. Apa kurang promosi, persyaratannya terlalu banyak, atau barangnya tidak istimewa lagi,’’ ujarnya.
Ditanya mengenai adanya pro kontra pelelangan itu karena takut dibeli pihak asing, Rizal mengatakan, itu merupakan hal yang biasa. Tapi perlu diketahui, banyak benda bersejarah di sini justru aman di luar negeri.
Rizal mengapresiasi langkah kementerian ini melakukan pencarian dan mengangkat benda-benda peninggalan kapal karam.
‘’Harus Setorkan Uang Jaminan’’
Hasan Hasibuan, Staf Khusus Menbudpar
Proses lelang barang-barang antik berupa benda muatan asal kapal tenggelam (BMKT) sudah sesuai dengan prosedur.
Demikian disampaikan Staf Khusus Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar), Hasan Hasibuan, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Pihaknya, kata dia, sudah menyeleksi mana saja benda yang menjadi cagar budaya untuk dipisahkan dan tidak dimasukkan ke pelelangan.
“Barang yang sudah diseleksi dan menjadi cagar budaya totalnya mencapai 900-an. Penyeleksian itu dilakukan oleh ahli-ahli sejarah Kemenbudpar,” ujarnya.
Dikatakan, sepinya pelelangan ini, mungkin karena pesertanya belum memenuhi semua persyaratan. “Peserta lelang sendiri harus menyetorkan uang jaminan,” katanya.
‘’Proses Lelangnya Sangat Pendek’’
Sudirman, Plt Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian KP
Plt Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil DKP Sudirman Saad mengatakan, lelang belum bisa dilakukan gara-gara peserta lelang belum memenuhi persyaratan, yakni menyetor deposit.
”Proses lelangnya sangat pendek, sehingga peserta belum sempat menyetor deposit untuk memenuhi persyaratan, apalagi untuk mentransfer dari luar negeri dalam jumlah jutaan dolar AS,’’ ujarnya.
Sumber
Cubic Centra Indonesia
http://www.cc-indonesia.com
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kemen KP) telah menorehkan prestasi cemerlang dengan meningkatkan produksi ikan.
Tahun 2014 menargetkan produksi ikan menjadi 16,9 juta ton. Ini berarti naik 353 persen dari produksi ikan tahun 2010, yaitu 5,37 juta ton.
Barangkali dengan prestasi itulah, peringkat kinerja kementerian ini melejit ke urutan 9 dari 72 instansi pemerintah berdasarkan evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) tahun 2009 yang dilakukan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN dan RB).
Padahal, untuk penilaian kinerja tahun 2008, rankingnya 33 dari 74 instansi pemerintah.
Meski kinerja sudah bagus, yang menjadi pertanyaan, kenapa belum berhasil menjual barang-barang antik berupa benda muatan asal kapal tenggelam (BMKT) senilai Rp 800 miliar.
Pelelangan dilakukan kemarin, tapi karena tidak ada peminat, lelang barang-barang dari abad ke 10 Masehi tersebut ditutup.
“Karena hingga saat ini tidak ada peserta lelang yang menyetor deposit, sehingga saya nyatakan tidak ada penawaran (lelang),” ujar pejabat Lelang Negara Kelas I Jakarta, Iraningsih, di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, proses lelang harta karun Cirebon tersebut berlangsung tidak sampai lima menit, hanya membacakan surat perintah lelang dan langsung menutup lelang karena tidak ada penawaran.
Dalam lelang tersebut hadir Ketua Panitia Nasional Lelang yang juga Menteri Kelautan dan Perikanan (DKP) Fadel Muhammad dan Menbudpar Jero Wacik.
Harta karun itu diangkut dari perairan Laut Jawa, utara Cirebon, oleh PT Paradigma Putra Sejahtera (PPS) bekerjasama dengan COSMIX Underwater Research Ltd (Cosmix). Pemburu harta karun dari Belgia, Luc Haymens, yang terlibat dalam proyek ini menyatakan, pihaknya perlu menyelam 22 ribu kali untuk mengangkut harta karun itu dari dasar laut dalam rentang waktu Februari 2004 hingga Oktober 2005.
Item yang dilego mencakup rubi, mutiara, perhiasan emas, batu kristal dari dinasti Fatimiyah, gelas dari Iran dan porselen indah kekaisaran Cina peninggalan sekitar tahun 976 M.
Rincian harta karun yang dilelang antara lain vas bunga terbesar dari Dinasti Liao (907-1125), keramik Yue Mise dari era Lima Dinasti (907-960) dengan warna hijau khusus untuk Kaisar. Selain itu ada juga 11.000 mutiara, 4.000 rubi, 400 safir merah dan lebih dari 2.200 batu akik.
Menanggapi hal itu, pengamat sejarah dari Komunitas Bambu, JJ Rizal mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan lelang barang-barang antik sepi peminat.
Misalnya kurang promosi, persyaratannya terlalu banyak, dan barang yang dilelang itu dianggap tidak istimewa lagi.
‘’Kinerja Kemen KP sih sudah mantap, tapi jual barang antik kok belum lihai, makanya lelang barang antik sepi peminat. Apa kurang promosi, persyaratannya terlalu banyak, atau barangnya tidak istimewa lagi,’’ ujarnya.
Ditanya mengenai adanya pro kontra pelelangan itu karena takut dibeli pihak asing, Rizal mengatakan, itu merupakan hal yang biasa. Tapi perlu diketahui, banyak benda bersejarah di sini justru aman di luar negeri.
Rizal mengapresiasi langkah kementerian ini melakukan pencarian dan mengangkat benda-benda peninggalan kapal karam.
‘’Harus Setorkan Uang Jaminan’’
Hasan Hasibuan, Staf Khusus Menbudpar
Proses lelang barang-barang antik berupa benda muatan asal kapal tenggelam (BMKT) sudah sesuai dengan prosedur.
Demikian disampaikan Staf Khusus Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar), Hasan Hasibuan, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Pihaknya, kata dia, sudah menyeleksi mana saja benda yang menjadi cagar budaya untuk dipisahkan dan tidak dimasukkan ke pelelangan.
“Barang yang sudah diseleksi dan menjadi cagar budaya totalnya mencapai 900-an. Penyeleksian itu dilakukan oleh ahli-ahli sejarah Kemenbudpar,” ujarnya.
Dikatakan, sepinya pelelangan ini, mungkin karena pesertanya belum memenuhi semua persyaratan. “Peserta lelang sendiri harus menyetorkan uang jaminan,” katanya.
‘’Proses Lelangnya Sangat Pendek’’
Sudirman, Plt Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian KP
Plt Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil DKP Sudirman Saad mengatakan, lelang belum bisa dilakukan gara-gara peserta lelang belum memenuhi persyaratan, yakni menyetor deposit.
”Proses lelangnya sangat pendek, sehingga peserta belum sempat menyetor deposit untuk memenuhi persyaratan, apalagi untuk mentransfer dari luar negeri dalam jumlah jutaan dolar AS,’’ ujarnya.
Sumber
0 Response to "Jual Barang Antik Kok Belum Lihai"
Post a Comment