Pasar Tidak Mau Terima Menkeu Titipan Parpol

Media Monitoring Service
Cubic Centra Indonesia
http://www.cc-indonesia.com

Jakarta, RMexpose.Para investor di pasar saham dan uang melayangkan warning agar Presiden SBY tidak memilih calon menteri keuangan (Menkeu) titipan partai politik.

Kemarin, pasar terus menga­lami tekanan. Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok 112,776 poin. Sekitar Rp 862 miliar dana asing ditransaksikan di bursa.

Rupiah juga makin merosot ke level Rp 9.200 per dolar AS atau turun Rp 135 dibandingkan de­ngan penutupan Rabu (5/5) yang mencapai Rp 9.065 per dolar AS. Tampaknya, pasar telah me­lem­par sinyal agar Menkeu peng­ganti Sri Mulyani bis­a meyakin­kan investor.

Ada usulan, agar kandidat Men­­­teri Keuangan (Menkeu) ba­ru pengganti Sri Mulyani be­rasal dari kalangan profesional, seperti perbankan. Wakil Se­kre­taris Jen­deral Himpunan Pe­ngusaha Pri­bumi Indonesia (HIPPI) He­rman Heru Suprobo menilai, so­sok Men­keu baru ha­rus memiliki be­berapa kompe­tensi. Pertama, me­­rupakan se­se­orang yang men­jadi praktisi per­bankan.

Pasalnya, Men­keu baru harus mampu men­jawab me­ning­katnya ekses liku­iditas per­bank­an dan dana di surat utang negara. “Dia ha­­rus mampu men­sin­kron­kan kebija­kan makro dan sektor rill,” tegas Her­man di Ja­karta, ke­marin.

Berikutnya, kata dia, Menkeu baru ha­rus mam­pu mengetahui kebutuhan dunia usaha dan inves­tasi untuk men­dorong investasi se­hingga bisa men­dorong likui­ditas mengalir ke sektor riil. Ter­akhir, mampu meneruskan refor­masi di sektor perpajakan.

Itu se­babnya, pos Menkeu se­baik­nya diisi oleh profesional mu­da yang progresif dan ener­gik seperti Sri Mulyani. Sosok Men­keu baru juga harus punya jari­ngan inter­nasional.

Hal senada dikatakan Ketua Umum Perhimpunan Bankn-bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono. Selain berasal dari du­nia per­bank­an, Menkeu baru ha­rus so­sok pro­fesional yang ber­inte­gri­tas tinggi.

“Kriteria utamanya menu­rut kami adalah, orang yang mempu­nyai profesionalitas dan integritas diri yang teruji. Sebab, posisi Men­keu itu sangat penting dan harus di­sterilkan dari sisi poli­tis,” kata Si­git di Jakarta, ke­marin.

Menurut Sigit, kandidat Men­-keu harus menguasai makro ­eko­nomi, utamanya dalam men­jaga perekonomian dari dampak krisis di Eropa dan Yunani yang akan segera menular ke Portugal. Sehingga kemungki­nan besar, dampak krisis itu juga akan me­landa Indonesia. Ditam­bah lagi, Indonesia sedang mengalami krisis politik. “Dari sisi usianya, kita ber­harap sekitar 40-50 tahun. Jadi, sa­ngat dibutuhkan kearifan da­ri semua pihak untuk bisa menga­tasi hal-hal tersebut,” jelasnya.

Sebelumnya, beberapa parpol me­ngusulkan calon menkeu. Politisi PKS sempat mengu­sul­kan Agus Martowar­do­jo (Di­rut Bank Mandiri), politisi PAN me­ngusulkan Ang­gito Abimanyu. Ang­gito ju­ga dijagokan pentolan PDIP Ta­ufik Kiemas dan Golkar. Golkar juga menyorongkan nama Darmin Nasution.

Lembaga pe­me­ringkat asing mulai men­cermati dam­pak pe­ngun­­duran Sri Mul­yani. “Saya sempat bertemu lem­ba­ga rating Moody’s dan S&P. Ada kekha­watiran in­ves­tor ter­hadap pe­ngun­­du­ran Sri Mul­ya­ni,” tegas Dirjen Peng­elo­la­an Uta­­ng Rah­mat Waluyanto. DWI

sumber

0 Response to "Pasar Tidak Mau Terima Menkeu Titipan Parpol"

Post a Comment

Powered by Blogger