Paspampres Akan Lindungi Presiden dari Teroris

Media Monitoring Service
Cubic Centra Indonesia (CCI)
http://www.cc-indonesia.com

foto

Pasukan Pengamanan Presiden tak berniat memperketat pengawalan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, meski muncul ancaman pembunuhan oleh kelompok teroris.

Komandan Paspampres Mayor Jenderal Marciano Norman mengatakan, informasi sekecil apa pun sangat dihargai dan tak dianggap enteng. “Tapi standar pengamanan sudah terukur untuk menghadapi apa pun," ucapnya kemarin kepada Tempo. “Selama ini, pengamanan kami sudah sangat ketat.”

Ia menjelaskan, sesuai dengan aturan, dalam penjagaan upacara 17 Agustus di Istana, personel militer dan kepolisian akan menyisir gedung-gedung di sekitar Istana Negara, sekaligus menduduki lokasi-lokasi yang mungkin ditempati teroris penembak jitu.

Penjagaan terhadap presiden dan wakil presiden memang diperketat pada saat perayaan Hari Kemerdekaan di Istana Negara tiap 17 Agustus. Nyaris seluruh personel Paspampres diturunkan menjaga di Ring 1 alias lingkar terdekat presiden. Adapun penjagaan Ring 2 dan 3 ditangani Kodam Jaya dan Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Menurut Marciano, ancaman pembunuhan Presiden oleh teroris pernah beredar tahun lalu. “Nyatanya, pasukan gabungan Paspampres, Kodam Jaya, dan Polda Metro Jaya bisa mengamankan Presiden dan Wakil Presiden.”

Dua hari yang lalu, Kepala Kepolisian RI Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengungkap rencana kelompok Al-Qaidah Indonesia Wilayah Serambi Mekkah untuk membunuh para pejabat negara, termasuk Presiden, dalam peringatan Hari Kemerdekaan di Istana Negara pada 17 Agustus 2010.

Pembunuhan itu, menurut versi polisi, dirancang oleh Abdullah Sunata, pemimpin kelompok teroris itu. Sebanyak 21 pucuk senjata, termasuk pelontar granat, sudah dipesan dari Mindanao, Filipina Selatan. Namun rencana itu tercium polisi setelah sejumlah pentolannya tertangkap dan ditembak mati.

Sunata diperkirakan masih di Indonesia. Menurut dia, sulit bagi Sunata dan rekan-rekannya melewati daerah perbatasan karena sudah dijaga ketat oleh TNI dan Polri. "Tapi tak jelas di mana pastinya dia sekarang," ucap pengamat terorisme Dyno Cressbon.

Dua hari yang lalu polisi mencokok Heri Suranto, 42 tahun, seorang pegawai tata usaha SMA swasta Islam di Solo. Tapi Mabes Polri belum bisa mengumumkan keterlibatannya dalam jaringan teroris. “Kami belum dapat datanya dari Densus 88,” kata juru bicara Inspektur Jenderal Edward Aritonang.

Adapun Slamet Saptono alias Pak Tuo, tersangka yang ditembak mati di Cikampek pada Rabu sore lalu, akan dimakamkan di Lebak, Banten. Jenazahnya akan dibawa ke Lebak pada Senin pekan depan. “Kami akan menguburkannya di sebelah makam Jaja, kakaknya,” kata Leni Hasta Hiriyani, adik Saptono. Jaja tewas di Aceh pada akhir Februari 2010.

Di Kampung Sajira Barat RT 02 RW 03, Desa Sajira, Kecamatan Sajira, Saptono dikenal sebagai pria yang sedikit tertutup. Hamsari, tetangganya, menyatakan Saptono, anak ketujuh dari sembilan bersaudara, meninggalkan Sajira sejak 2002.

Orang tuanya, Muhammad Yusuf dan Nuraeni, sudah almarhum. Saptono pernah ditangkap ketika berlatih militer di Cimalati, Pandeglang, Banten, dan di Malaysia, serta terlibat pengeboman gedung Kedutaan Besar Australia pada 2004.

sumber

0 Response to "Paspampres Akan Lindungi Presiden dari Teroris"

Post a Comment

Powered by Blogger