Pengungkapan Tak Selesai, Keluarga Kecewa

Media Monitoring Service
Cubic Centra Indonesia (CCI)
http://www.cc-indonesia.com



Keluarga korban penembakan Tragedi Trisakti mengadakan upacara tabur bunga di Monumen Reformasi di Universitas Trisakti, Jakarta Barat, Selasa (12/5). Ritual ini untuk mengenang perjuangan empat mahasiswa Trisakti, 12 Mei 1998, yang tewas yakni Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendrawan Sie.

Setiap kali tragedi kelam itu diperingati, kekecewaan kembali menggelayuti keluarga korban. Sebab hingga sekarang pengungkapan kasus itu belum ada kejelasan. Bahkan semakin gelap.

Kembali pada peristiwa 12 Mei 1998, ketika itu mahasiswa berunjuk rasa menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Demonstrasi diikuti ribuan mahasiswa, dosen, dan civitas akademika. Keempat korban tewas ditembak aparat keamanan di kampus A Universitas Trisakti. Elang, Heri, Hafidin, dan Hendrawan diberi gelar pahlawan reformasi.

Tragedi Mei kemudian menandai akhir masa Orde Baru dan awal era reformasi. Peristiwa ini kemudian memantik kerusuhan di Jakarta.

Komnas Perempuan juga mempertanyakan proses hukum atas kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk pemerkosaan saat terjadi kerusuhan Mei 1998. Mereka berharap proses hukum tetap berjalan walau tanpa kehadiran para korban pemerkosaan di pengadilan. Sebab ada beban psikologis di diri para korban.

Wakil Ketua Komnas Perempuan Desti Murdijana mengatakan, keterangan para korban kepada tim pencari fakta sudah membuktikan adanya pemerkosaan.

Pengusutan tragedi Mei selama ini menghadapai hambatan politis. Kalangan parlemen misalnya, pernah menyatakan kasus ini bukan pelanggaran HAM berat. Lantas, kasus ini seperti menjadi pekerjaan rumah yang tak pernah bisa dituntaskan.

sumber

0 Response to "Pengungkapan Tak Selesai, Keluarga Kecewa"

Post a Comment

Powered by Blogger