SBY Setuju Sri Mulyani Mundur

Media Monitoring Service
Cubic Centra Indonesia
http://www.cc-indonesia.com

JAKARTA - Di tengah sorotan tentang sejumlah kebijakan yang pernah diputuskannya, Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal itu terkait dengan penunjukannya sebagai managing director Bank Dunia (World Bank).

Presiden SBY telah menerima surat pengunduran diri tersebut kemarin (5/5). SBY telah menyetujui penunjukan Sri Mulyani sebagai managing director Bank Dunia.

"Respons saya adalah saya menyetujui setelah juga mendengarkan permohonan dari Ibu Sri Mulyani Indrawati untuk menjabat sebagai managing director di Bank Dunia. Dengan catatan, sebelum menempati posisi yang baru, saya berharap Ibu Sri Mulyani merampungkan tugas-tugas dan urusannya di dalam negeri," tutur SBY dalam pernyataan resminya di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.

Jabatan baru itu seolah menjadi "jalan tengah" dari nasib Sri Mulyani. Sebelumnya, bersama Wapres Boediono (saat itu gubernur Bank Indonesia), Sri Mulyani dianggap bertanggung jawab soal kebijakan dalam penyaluran dana talangan (bailout) Rp 6,7 triliun ke Bank Century.

Saat itu, sebagai menkeu, Sri Mulyani menjabat ketua KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan). Para anggota DPR pun mendesak Sri Mulyani dan Boediono nonaktif dari jabatannya sambil menunggu penyelidikan kasus tersebut tuntas. Sebagian malah menuntut mereka mundur.

Belakangan, Sri Mulyani kembali disorot terkait kasus penggelapan pajak Paulus Tumewu, komisaris utama PT Ramayana Lestari Sentosa. Ketika berkas Paulus dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan dan siap dilimpahkan ke pengadilan, Sri Mulyani mengirim surat kepada Jaksa Agung untuk minta penghentian kasus tersebut. Alasannya, Paulus telah melunasi tunggakan pajaknya Rp 7,99 miliar berikut denda 400 persen. Lantas, keluarlah SKPP (surat ketetapan penghentian penuntutan) bagi Paulus Tumewu.

Dengan jabatan barunya itu, Sri Mulyani bakal berkantor di Washington DC, AS. Dia sudah harus berada di markas Bank Dunia pada 1 Juni mendatang. Di Bank Dunia, managing director merupakan jabatan tertinggi kedua setelah presiden yang kini diduduki Robert Bruce Zoellick, mantan wakil menlu AS. Zoellick bertugas sejak 1 Juli 2007 dengan menggantikan Paul D. Wolfowitz.

Selama ini jabatan presiden Bank Dunia selalu diisi warga AS. Karena itu, managing director adalah jabatan tertinggi di Bank Dunia yang bisa diduduki warga non-AS. Di forum internasional, Sri Mulyani termasuk yang cukup getol menyuarakan agar jabatan puncak Bank Dunia tidak hanya diisi warga AS.

SBY mengungkapkan bahwa dirinya menerima surat resmi dari Presiden Bank Dunia Robert Zoellick pada 30 April 2010 ketika rapat kerja di Istana Tampaksiring, Bali. Surat tertanggal 25 April itu berisi permintaan dari Zoellick untuk merekrut Sri Mulyani. Sebelum menyampaikan suratnya secara resmi, Zoellick telah berbicara dengan SBY secara informal untuk meminta izin merekrut Sri Mulyani.

SBY mengatakan, Indonesia telah kehilangan salah seorang menteri terbaiknya. "Kita mengetahui, bahwa selaku menkeu, Ibu Sri Mulyani telah bekerja keras untuk mengembangkan kebijakan fiskal yang tepat," tutur presiden.

SBY juga memuji bahwa Sri Mulyani telah gigih mereformasi bidang keuangan untuk mendisiplinkan penggunaan anggaran. Termasuk, akuntabilitas atau pertanggungjawaban APBN. SBY pun menyinggung reformasi perpajakan dan bea cukai yang dinilai telah berhasil meningkatkan penerimaan negara secara signifikan.

Selain itu, SBY memuji Sri Mulyani sebagai ujung tombak diplomasi internasional. Terutama, dalam kelompok negara G-20 (forum 20 negara maju dan berkembang) serta forum ekonomi internasional lain. Presiden juga menyebut Sri Mulyani telah bekerja keras dalam menyelamatkan perekonomian nasional dari dampak krisis keuangan global pada 2008.

Meski merasa kehilangan, SBY menyatakan posisi baru Sri Mulyani juga sangat penting. "Saya berharap Ibu Sri Mulyani bisa memperkuat Bank Dunia dan bisa menjadi jembatan Bank Dunia dengan negara-negara berkembang di Asia. Termasuk, Bank Dunia dengan Indonesia," tuturnya.

SBY belum mengumumkan siapa pengganti Sri Mulyani. Presiden hanya mengatakan, pengganti Sri Mulyani nanti harus tetap menjalankan kebijakan makroekonomi dan kebijakan fiskal secara hati-hati dan tepat.

"Yang jelas, reformasi dalam bidang keuangan, perpajakan, bea dan cukai juga akan kita teruskan dan lanjutkan. Kita efektifkan," tegas SBY. Sepeninggal Sri Mulyani, presiden berharap menkeu baru tetap mengemban tugas di forum seperti G-20.

Sementara itu, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, pejabat baru menkeu akan diisi sebelum Sri Mulyani bertolak ke Washington DC. Namun, jika belum ada yang ditunjuk, jabatan itu bisa dirangkap oleh salah seorang menteri di kabinet.

Julian juga menegaskan bahwa pengunduran diri Sri Mulyani bukan merupakan bentuk pelarian dari tanggung jawab hukum atas kasus Bank Century. "Bank Dunia kan lembaga yang kredibel. Mereka tahu itu," katanya.

Saat ini, beredar sejumlah nama calon pengganti Sri Mulyani. Antara lain, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Anggito Abimanyu dan Pjs (Pejabat Sementara) Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution.

Sri Mulyani Irit Bicara

Sementara itu, berita mengejutkan seputar rencana pengunduran diri Sri Mulyani Indrawati dari kursi Menteri Keuangan membuatnya menjadi buruan awak media. Sayangnya, kemarin, menteri yang masuk jajaran wanita paling berpengaruh di dunia itu irit bicara.

Sri Mulyani hanya membenarkan berita seputar penunjukannya sebagai Managing Director Bank Dunia mulai 1 Juni nanti. "Iya. Berita itu benar," ujarnya saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, kemarin (5/5).

Sri Mulyani menyatakan, dirinya masih menunggu persetujuan resmi dari Presiden SBY. Sembari menunggu, dirinya masih akan menjalankan tugas-tugas sebagai Menteri Keuangan. "Sementara itu, saya tetap menjalankan tugas dan proses di Kementerian Keuangan," katanya.

Siang hari kemarin, Sri Mulyani sempat mengatakan akan melakukan konferensi pers terkait rencana pengunduran dirinya. Konferensi pers yang sedianya dilakukan pukul 13.00 dikabarkan diundur menjadi pukul 16.00. Namun, hingga sore hari, konferensi pers ternyata dibatalkan. "Ibu tidak jadi bersedia konpers," ujar Kepala Biro Humas Kementerian Keuangan Harry Soeratin.

Sebelumnya, pada siang hari, para pejabat Kementerian Keuangan malah meninggalkan Kantor Kementerian Keuangan melalui basement. "Kami mau rapat," ujar Sekjen Kementrian Keuangan Mulia Nasution. Namun, Dirjen Pajak Mochamad Tjiptardjo maupun dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Anggito Abimanyu yang dikabarkan menjadi calon kuat pengganti Sri Mulyani, tidak terlihat dalam rombongan tersebut.

Akhirnya, sekitar pukul 16.00, Sri Mulyani keluar melalui basement Kantor Kementerian Keuangan dengan diapit beberapa petugas keamanan Kementerian Keuangan. Di tengah kepungan puluhan wartawan, Sri Mulyani tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dia hanya menyunggingkan senyum. Beberapa staf Kementerian Keuangan yang dikonfirmasi mengenai agenda Menteri Keuangan soren kemarin juga mengaku tidak tahu.

Sementara itu, berita mundurnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan menimbulkan kesedihan koleganya. Inspektur Jenderal Kementrian Keuangan Hekinus Manao mengaku kehilangan. "Saya kaget dan merasa kehilangan. Tapi dari sisi lain ya bangga karena beliau mendapat kepercayaan dengan alasan-alasan yang mengakui kemampuan beliau," ujarnya.

Menurut Hekinus, kabar mengenai mundurnya Sri Mulyani dari Menkeu sudah disampaikan oleh Sri Mulyani pada acara breakfast meeting dengan pejabat Kementerian Keuangan pagi kemarin. Hekinus menyebut, proses pemilihan Sri Mulyani untuk jabatan Managing Director telah dilakukan sejak akhir tahun lalu. "Tim dari Komite Bank Dunia sudah mencari informasi mengenai Sri Mulyani dan akhirnya dia berada dalam puncak daftar kandidat," katanya.

Bagaimana dampak mundurnya Sri Mulyani? Ekonom Sustainable Development Indonesia (SDI) Dradjad H. Wibowo mengatakan, dampaknya tidak akan signifikan. "Kalau ada imbas, itu hanya sesaat saja," ujarnya.

Menurut Dradjad, selama ini Sri Mulyani sering dikesankan sebagai sosok yang dikesankan tak tergantikan dari kursi Menteri Keuangan. "Itu tidak benar. Kita bisa berkaca pada kasus digantinya Alan Greenspan (mantan Gubernur Bank Sentral Amerika, The Fed). Dulu dia dianggap seperti mitos yang tak tergantikan. Namun, ketika diganti, imbasnya juga tidak terlalu signifikan. Bahkan, kini, banyak ditemukan berbagai kebijakannya yang ternyata juga tidak luput dari kesalahan," katanya.

Dradjad menambahkan, terbenamnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan anjloknya nilai tukar Rupiah kemarin, lebih disebabkan oleh sentimen global akibat merosotnya bursa saham di AS yang diikuti pelemahan di hampir semua bursa global. "Kalau IHSG turun tajam, selain karena faktor sentimen global, mungkin juga disebabkan ulah spekulan yang ingin mengambil keuntungan jangka pendek. Tapi, saya yakin, itu tidak akan lama," terangnya.

Anggito dan Darmin Kandidat Kuat

Rencana mundurnya Sri Mulyani Indrawati dari kursi Menteri Keuangan membuat bursa calon Menteri Keuangan kembali memanas. Dua nama yang santer disebut sebagai calon kuat adalah Anggito Abimanyu dan Darmin Nasution.

Ekonom Sustainable Development Indonesia (SDI) Dradjad H. Wibowo mengatakan, Anggito dan Darmin memiliki kriteria dan kapasitas untuk mengisi kursi Menteri Keuangan. "Mereka punya kapabilitas," ujarnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin (5/5).

Menurut Dradjad, figur yang cocok menduduki kursi menteri keuangan adalah sosok yang memiliki integritas, kemampuan akademik yang memadai, pengalaman, serta memiliki empati pada rakyat. "Dia juga harus bisa menampung aspirasi stakeholders," katanya.

Selain dua kandidat tersebut, beberapa kandidat lain yang dinilai memiliki kompetensi untuk menjadi menteri keuangan adalah Sekjen Kementerian Keuangan Mulia Nasution, Sekretaris Kementerian Menko Perekonomian Edi Abdurrahman, maupun mantan Dirjen Bea Cukai Permana Agung. "Masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, tapi minimal mereka layak untuk menggantikan Sri Mulyani," terangnya.

Sementara itu, nama Anggito dan Darmin juga dijagokan sebagai kandidat kuat oleh Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan. Menurut dia, di kalangan analis atau ekonom, paling ada empat kandidat kuat. "Pak Anggito dan Pak Darmin masuk," ujarnya.

Anggito Abimanyu yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan sempat diisukan bakal menduduki kursi Wakil Menteri Keuangan. Namun, hingga saat ini, kursi tersebut masih belum ditetapkan oleh Presiden SBY. "Dia ahli di bidang fiskal. Selama ini, dia juga menjadi tokoh kunci dalam pembahasan anggaran dengan DPR," katanya.

Adapun Darmin Nasution, kata Fauzi, dikenal memiliki integritas dalam menjalankan proses reformasi di sektor perpajakan. Sebagai mantan orang Departemen Keuangan yang kini menduduki kursi Pjs Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin memang dinilai memiliki kemampuan komplet. "Jadi, Pak Darmin memiliki potensi," ucapnya.

Kandidat berikutnya adalah Agus Martowardojo. Direktur Utama Bank Mandiri ini sebelumnya sempat dicalonkan oleh pemerintah sebagai gubernur BI, namun terganjal di DPR. "Dia banyak dipuji karena berhasil merestrukturisasi Bank Mandiri yang notabene adalah bank komersial terbesar di Indonesia. Dia juga dikenal sebagai bankir berpengalaman dan tahan terhadap intervensi," terangnya.

Kandidat ke empat adalah Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Fuad Rahmany. Menurut Fauzi, pengalamannya di Bapepam membuat Fuad memiliki kompetensi untuk menduduki kursi menteri keuangan.

Kadin Berharap Yang Piawai Ekonomi Makro dan Perhatian Sektor Riil

Pejabat Sementara Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Adi Putra Tahir turut bangga terhadap Sri Mulyani. Bukan hanya kebanggaan pribadi, hal tersebut juga bisa membawa baik nama Indonesia di mancanegara.

Adi mengatakan, hadirnya Sri Mulyani di jajaran tertinggi Bank Dunia akan membawa dampak langsung pada pengenalan Indonesia dari berbagai aspek. “Semoga karirnya semakin sukses,” ucapnya kepada Jawa Pos, kemarin.

Terkait dengan siapa yang pantas berada di kursi Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani, Kadin mengaku belum bisa menyebut nama. “Perlu rapat dulu. Sementara beritanya saja baru kami dengar tadi (kemarin, red.),” terang Adi.

Yang pasti, kata Adi, penggantinya selain seorang ilmuwan yang piawai ekonomi makro juga harus concern terhadap sektor riil. “Sektor riil ini butuh pertumbuhan karena dalam rangka membuka lapangan kerja seluas luasnya,” imbuhnya.

Di era perdagangan bebas seperti sekarang, menurut Adi, menteri keuangan harus bisa memperjuangkan agar ekspor bahan mentah dari Indonesia dinegosiasi lagi agar menjadi bahan jadi. Dengan demikian secara otomatis lapangan kerja bertambah. ‘’Sekarang sektor manufaktur itu pertumbuhannya hanya 2 persen, kecil sekali. Ya kami berharap ada perhatian lebih,’’ harapnya.

Wakil Ketua Umum bidang Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) dan Koperasi Kadin, Sandiaga S Uno menambahkan, dirinya berharap bahwa pinangan Bank Dunia terhadap Sri Mulyani menjadi jalan elegan menyudahi tekanan yang sampai sekarang melilit perempuan yang dikenal cerdas itu. ‘’Saya berharap ini outcome terbaik untuk menyudahi kontroversi selama ini,’’ ujarnya.

Sandiaga yang belum lama ini berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam rangka KTT Wirausaha itu menilai prestasi Sri Mulyani sebagai kehormatan bagi Indonesia. ‘’Saya harap policy (kebijaksanaan) tentang pemberdayaan UMKM dengan pemberian akses terhadap pendanaan, pelatihan, perbaikan iklim usaha, terus berlanjut. Bon voyage (semoga perjalanan Anda menyenangkan) bu Sri,’’ ungkap Sandiaga.(jpnn)

Sumber

0 Response to "SBY Setuju Sri Mulyani Mundur"

Post a Comment

Powered by Blogger