Dua Pengusaha Sumut Masuk Daftar Orang Terkaya

Media Monitoring Service
Cubic Centra Indonesia (CCI)
http://www.cc-indonesia.com

Media : Internet
Website : http://www.harian-global.com/i...
Tanggal : Monday, May 31, 2010
Penulis : DETIK-DEDY | GLOBAL | MEDAN
Tone : Neutral

Martua Sitorus dan Sukanto tanoto, dua pengusaha kelahiran Sumatera Utara, tahun ini kembali masuk dalam jajaran orang-orang terkaya di Indonesia versi majalah Globe Asia. Nilai kekayaan keduanya meningkat pesat, bersama dengan para milyarder Indonesia lainnya.


Memang di dunia bisnis nasional Martua Sitorus tak banyak dikenal. Namun, nama ini masuk dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia. Majalah Globe Asia melansir, Martua Sitorus menempati peringkat ke-5 dengan jumlah kekayaan US$ 2,5 miliar. Dia malah sempat masuk dalam daftar 1.000 orang terkaya dunia versi majalah Forbes tahun 2009 dengan peringkat 522.


Kekayaan Martua Sitorus dikalahkan pemilik perusahaan rokok Djarum dan juga BCA, Budi Hartono yang masih menempati peringkat pertama . (lihat tabel)


Sementara CEO Raja Garuda Mas, Sukanto Tanoto berada di posisi ke-7 dengan kekayaan US$ 1,8 miliar. Pria yang lahir dengan nama Tan Kang Hoo di Belawan, Medan, 25 Desember 1949 memiliki perusahaan yang berkantor pusat di Singapura dengan usaha di berbagai bidang, terutamanya kertas dan kelapa sawit. Pemilik PT Indo Rayon Utama ini dinyatakan sebagai orang terkaya di Indonesia oleh majalah Forbes pada September 2006.


Martua Sitorus adalah pria kelahiran 49 tahun lalu di Pematang Siantar. Ia sarjana ekonomi dari Universitas HKBP Nommensen, Medan yang kecilnya dikenal dengan nama Thio Seng Hap dan atau dikenal juga dengan panggilan A Hok.


Martua memulai karir bisnisnya sebagai pedagang minyak sawit dan kelapa sawit di Indonesia dan Singapura. Bisnisnya berkembang pesat. Pada 1991 Martua mampu memiliki kebun kelapa sawit sendiri seluas 7.100 hektar di Sumatera Utara. Pada tahun yang sama pula Martua bisa membangun pabrik pengolahan minyak kelapa sawit pertamanya.


Warga Batak keturunan Tionghoa kemudian melebarkan sayapnya dengan bendera Wilmar International Limited. Perusahaan agrobisnis terbesar di Asia ini merupakan perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Singapura. Bahkan, untuk pabrik biodiesel, dia memiliki produksi terbesar di dunia. Pembangunan biodiesel dilakukan di Riau pada 2007 dengan membangun tiga pabrik biodiesel, masing-masing memiliki kapasitas produksi 350.000 ton per tahun, sehingga total kapasitasnya 1,050 juta ton per tahun. Di negeri ini, Wilmar memiliki sekitar 48 perusahaan. Salah satunya adalah PT Multimas Nabati Asahan, yang memproduksi minyak goreng bermerek Sania.


Majalah Globe Asia melansir, nilai kekayaan para taipan-taipan tersebut meningkat seiring membaiknya pasar modal dan juga pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah sempat terkena dampak krisis.


"Dengan melihat fakta kekayaan para jutawan terkunci pada sumber daya alam, maka sekarang ini telah menjadi waktu yang menyenangkan bagi para pebisnis. Dan daftar 150 orang terkaya GlobeAsia membuktikan, kekayaan telah tercipta dengan cepat," ujar Tanri Abeng, publisher Globe Asia.


Total kekayaan 150 jutawan dalam daftar GlobeAsia mencapai US$ 61,5 miliar pada tahun 2010 ini, atau berarti meningkat 22% dibandingkan tahun 2009. Kenaikan nilai kekayaan itu terutama karena berbagai faktor seperti penguatan nilai tukar rupiah, kenaikan IHSG hingga 60% dan kuatnya harga komoditas.

0 Response to "Dua Pengusaha Sumut Masuk Daftar Orang Terkaya"

Post a Comment

Powered by Blogger