Cakrajiya Ciptana - Media Monitoring Indonesia

Liputan6.com, Inggris: Di bawah penerangan redup dan lampu warna warni, seorang "disc jockey" atau DJ mengolah musik disko yang populer di tahun 1970 hingga 2000-an, misalnya "Funky Town atau I Like to Move It". Lantai dansa pun penuh. Namun jika dilihat lebih dekat, terdapat tubuh-tubuh kecil yang kesulitan bergoyang. Ini bukan dikarenakan mabuk, tapi para balita ini baru belajar berjalan.

Klub "Baby Loves Disco", memang diperuntukkan bagi orangtua, ayah, ibu, bersama balita mereka yang berusia enam bulan hingga tujuh tahun. Karena melibatkan anak-anak, klub ini beroperasi pada sore hari. Kekuatan suaran musikya pun dibatasi hanya 80 desibel saja.

Lewat klub semacam ini, orangtua bisa kembali bersenang-senang layaknya masa lajang, berkumpul dan bergaul bersama teman tanpa harus meninggalkan buah hati mereka. Anakpun diajak mengenali beragam musik sembari bergerak aktif, yang berguna melatih gerakan motoriknya.

Lelah bergoyang, ada tempat beristirahat lengkap dengan beragam permainan anak, buku dongeng, serta panganan ringan organik yang sehat. Klub semacam ini kini menjamur dalam bentuk waralaba di Amerika Serikat dan Inggris, Polandia, Dubai, Hongkong, Jepang dan Australia.(IDS/AYB)