Kecerdasan Emosi Pilkada

Media Monitoring Service
Cubic Centra Indonesia (CCI)
http://www.cc-indonesia.com

Media : Internet
Website : http://www.surya.co.id/2010/06...
Tanggal : Wednesday, June 02, 2010
Penulis : n
Tone : Neutral

Pilkada dilakukan di Surabaya dan sebentar lagi dilakukan di Kabupaten Malang. Di sejumlah daerah juga telah digelar dan hasilnya juga sudah bisa dilihat.

Seiring dengan digelarnya pilkada maka ada kondisi yang sangat memprihatinkan dan turut mewarnai setiap perhelatan ini. Perselisihan dan ketidakpuasan terhadap sistem dan hasil pilkada telah menyebabkan tawuran masa yang anarkis dan banyak menimbulkan korban baik jiwa maupun harta benda. Inilah potret buram kelam masyarakat yang melampiaskan rasa kecewa dan ketidakpuasan terhadap hasil pilkada. Harus diakui secara jujur inilah fakta yang nyata tentang pentingnya pendidikan politik bagi masyarakat.

Setiap saat digelar pemilihan kepala daerah atau kepala desa sekalipun seringkali diwarnai bentrokan yang berujung pada kekerasan fisik yang banyak menimbulkan kerugian. Ternyata masyarakat lebih memilih sikap emosional dan bertindak kasar dalam menghadapi permasalahan yang menyangkut masalah politik. Pilkada hanya dianggap ajang bertarung bagi para jago-jago yang nanti hasilnya adalah kalah dan menang. Bahkan tidak jarang menghalalkan segala cara agar para jagoannya bisa memenangkan pertarungan ini. Kondisi seperti ini hendaknya bisa diambil pelajaran bagi para politisi, aktivis parpol, pejabat dan masyarakat bahwa pilkada bukanlah ajang untuk memenangkan pertarungan.

Namun lebih dari itu pilkada adalah sebuah momen untuk memilih pemimpin yang amanah dan siap menjadi pelayan bagi masyarakat. Tentu saja setiap pilihan akan membawa konsekuensi bagi pemimpin yang terpilih. Di sinilah partai politik mempunyai peran yang strategis dalam melakukan tugas untuk memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Negara memfasilitasi segala upaya yang bertujuan untuk mendidik dan mencerdaskan masyarakat. Proses pendidikan ini dapat berupa pembinaan yang terus menerus dan berkesinambungan agar terbentuk opini umum di tengah masyarakat bahwa politik bukan sekadar cara untuk meraih dan melanggengkan kekuasaan, melainkan cara bagaimana mengatur urusan masyarakat agar tercapai kemaslahatan.

Pembinaan bisa dilakukan melalui individu maupun kolektif dalam organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan. Metodenya bisa menggunakan berbagai cara baik dalam bentuk seminar, talk show, ataupun training-training, dan pelatihan pemahaman politik masyarakat termasuk dalam jemaah tahlil, istighosah, dan lain-lain. Sehingga masyarakat terpelajar dan terdidik betul-betul akan mampu memimpin masyarakat dengan kepemimpinan berpikir yang benar, tidak sekadar anut grubyuk dan mudah dipengaruhi atau diprovokasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Apabila opini umum ini sudah terbentuk maka diharapkan muncul pemahaman dan kesadaran umum. Kesadaran umum inilah yang akan menjadi modal utama dalam proses pendidikan dan pembinaan kepada masyarakat. Masyarakat akan menjadi lebih dewasa dan cerdas serta arif dalam menghadapi setiap persoalan kehidupan.

Kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual akan tercermin dalam setiap perilaku masyarakat dalam menyikapi setiap perbedaan, bukan mengedepankan aksi-aksi kekerasan dan anarkisme serta fanatisme yang berlebihan terhadap golongannya.

0 Response to "Kecerdasan Emosi Pilkada"

Post a Comment

Powered by Blogger