Market Flash eTrading

Media Monitoring Service
Cubic Centra Indonesia (CCI)
http://www.cc-indonesia.com

Media : Internet
Website : http://www.detikfinance.com/re...
Tanggal : Wednesday, June 02, 2010
Penulis : etr/dnl
Tone : Neutral

Dow Jones: Pasar saham US melemah setelah BP Plc gagal untuk menyelesaikan kebocoran minyak yang akhirnya membuat sektor energi mengalami penurunan dan laporan dari Agence-France Presse yang mengatakan diserangnya pesawat terbang Israel oleh pihak Libanon. Transocean Ltd, Anadarko Petroleum Corp. dan Halliburton Co. melemah lebih dari 11% setelah pihak BP menyerah untuk mengatasi kebocoran minyak dalam waktu dekat dan ditargetkan selesai pada bulan Agustus.

Data pertumbuhan pembiayaan konstruksi dan manufaktur sempat membuat indeks menguat dan akhirnya melemah setelah diserangnya pesawat Israel oleh pihak Libanon. Indeks Standard & Poor's 500 (-1.7%) ke 1,070.71. Dow Jones Industrial Average (-1.1%) ke 10,024.02.Selatan.

Regional Pagi: Bursa saham Jepang melemah untuk hari kedua, dipimpin oleh trader komoditas di tengah kekhawatiran pada tumpahan minyak di teluk Mexico yang akan mengakibatkan regulasi yang lebih ketat. Indeks memangkas pelemahan setelah NHK mengatakan PM Yuki Hatoyama akan mengundurkan diri. Mitsui & Co (-7%). Mitsubishi Corp (-1.1%). Sharp Corp (-2.3%). Nikkei 225 (-0.6%) 9,651 Kospi (-0.66%) 1,630 S&P/ASX 200 (-0.5%) 4389 STI (+0.03%) 2,716.

Commodity: Minyak mentah turun untuk hari ketiga di New York setelah perusahaan energi memimpin saham US setelah BP Plc gagal untuk menghentikan aliran minyak dari sumur yang rusak di Teluk Meksico. Minyak turun di bawah US$72 per barel setelah perusahaan seperti Anadarko Petrolium Corp dan Halliburton Co membuat kinerja sector energi terburuk dalam Standard & Poor's 500 indeks.

Manufaktur pertumbuhan dari China membuat euro melemah di bulan Mei, meningkatkan spekulasi bahwa rebound ekonomi global mungkin melambat. WTI Crude -0.7% ($72.1/barrel), Gold +0.1% (USD 1,227/t oz), CPO -0.4% (RM2,535 / MT), Nickel -4.0% (USD 20,500/MT), Tin -0.6% (USD 17,800/MT).

Economic & Industrial News

Economic: Pemerintah siapkan skenario atasi krisis
Pemerintah mengaku telah menyiapkan berbagai kebijakan penanganan krisis ekonomi yang setiap saat bisa terjadi terlebih menyusul krisis ekonomi yang melanda Eropa. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan pihaknya dan Bank Indonesia telah sepakat untuk memperbarui MoU apabila terjadi krisis. "Akan ada ketentuan siapa melakukan apa, dan infonya bagaimana ," katanya saat ditemui di gedung DPR, sore ini. Dia menjelaskan MoU tersebut akan menjadi payung hukum bagi semua lembaga dalam hal ini Kemenkeu, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dalam berkoordinasi menangani krisis yang terjadi. "Kalau nanti OJK disetujui, akan tambah OJK. Jadi kami punya sistem pengamanan yang cukup baik," ujarnya.

Economic: BPS: Inflasi Juni-Agustus jadi tantangan
Iklim inflasi Juni, Juli dan Agustus akan menjadi tantangan utama dalam pencapaian target laju inflasi keseluruhan tahun sebesar 5,3% yang ditetapkan pemerintah dan DPR dalam APBN-P 2010. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan menuturkan dengan catatan inflasi tahun kalender Januari hingga Mei 2010 yang telah menyentuh 1,44%, masih ada ruang inflasi sekitar 3,9% dalam tujuh bulan mendatang agar target 5,3% dapat tercapai.

Economic: BI Prediksi Nilai Tukar 2011 Cenderung Melemah
Bank Indonesia (BI) memprediksi nilai tukar rupiah pada 2011 akan tetap stabil dengan kecenderungan melemah dibandingkan 2010. "BI memprediksi nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran 9.200-9.600 dengan kecenderungan bias ke atas," ujar Pejabat Sementara Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa malam. Darmin menambahkan dengan prediksi itu, maka asumsi rata-rata nilai tukar rupiah yang digunakan pemerintah yakni dalam kisaran Rp9.100 hingga Rp9.400 per dolar AS masih cukup realistis untuk digunakan sebagai dasar penyusunan RAPBN tahun Anggaran 2011.

Economic: 10 Produk Unggulan Ekspor Turun Jadi 45%
Sebanyak 10 produk utama yang berkontribusi pada ekspor Indonesia tercatat menurun di triwulan pertama 2010 ini menjadi 45 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 48 persen. Kendati demikian kontribusi produk nonunggulan pada ekspor sektor nonmigas triwulan I mengalami peningkatan menjadi 55 persen dari sebelumnya sebesar 52 persen di periode sama di 2009.

Economic: Akhir tahun, tingkat SBI akan naik
Pemerintah memproyeksikan tingkat suku bunga rata-rata Bank Indonesia (BI rate) akan mengalami kenaikan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan kenaikan tingkat BI rate tersebut akan berdampak terhadap naiknya imbal hasil (yield) surat utang negara sehingga kondisi tersebut harus diantisipasi.

Cadangan Devisa BI Perlambat Pelemahan Rupiah
Krisis Eropa yang terjadi sekarang ini menekan semua nilai mata uang kecuali safe heaven US$. Rupiah pun turut terkena imbasnya, hanya saja ada satu hal yang menahan laju pelemahan tersebut. Kepala Ekonom BNI Tony Prasetiantono mengatakan jika posisi cadangan devisa Bank Indonesia (BI) yang sebesar US$ 77 miliar merupakan sentimen positif bagi rupiah.

Economic: Ekspor Januari-April Melonjak
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada April sebesar US$12,05 Miliar atau turun 5,66% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Namun, secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga April tahun ini mencapai US$47,59 Miliar atau meningkat 51,16% dibandingkan dengan periode yang sama 2009.

Corporate news

SMCB: Holcim pacu penjualan rumah swadaya
PT Holcim Indonesia Tbk akan memacu penjualan rumah swadaya dengan harga terjangkau melalui program Solusi Rumah untuk membantu pemerintah mengatasi kekurangan kebutuhan rumah (backlog) yang diperkirakan sudah mencapai 12 juta unit pada 2010. Grup Brand and Marketing Manager Holcim Indonesia Apsara Herman mengatakan program Solusi Rumah ini merupkan layanan satu atap bagi masyarakat yang ingin membangun rumah dengan harga terjangkau.

BTEL: Laba Bakrie Telecom Melonjak 407%
PT Bakrie Telecom Tbk membukukan laba bersih selama 1Q10sebesar Rp 29 miliar. Perolehan laba itu tumbuh 407% dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 6 miliar. Perkembangan positif pada laju pertumbuhan pelanggan mendorong pencapaian kinerja keuangan perusahaan pada 1Q10,ungkap Direktur Keuangan Bakrie Telecom. Berdasarkan laporan keuangan yang telah di-review secara terbatas, Bakrie Telecom mencetak pendapatan usaha Rp 894 miliar pada 1Q10 atau naik 9,5% dibanding pencapaian periode sama 2009 sebesar Rp 816 miliar. Sementara itu, pendapatan bersih (net revenue) mencapai Rp 708 miliar, atau meningkat 7,6% dari Rp 658 miliar pada 1Q09.

BBKP: Bukopin patok ekspansi kredit 20%
PT Bank Bukopin Tbk optimistis dapat mengucurkan kredit pada akhir semester I/2010 menjadi Rp25 triliun atau tumbuh sekitar 15%-20% secara tahunan khususnya di pasar kredit usaha mikro kecil dan menengah. Direktur Keuangan Bank Bukopin Tri Joko Prihanto mengatakan kinerja kredit berjalan sesuai dengan rencana bisnis yang ditetapkan tumbuh sekitar 15%-20% yang didukung momentum ekonomi yang meningkat dengan baik.

SSIA: Akan Divestasi Saham
PT Surya Semesta Internusa Tbk berencana mendivestasikan sahamnya di anak perusahaan, PT Pacific Prestress Indonesia. Dalam keterbukaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Direktur Utama Surya Semesta Johannes Suriadjaja mengumumkan berencana menjual saham perusahaannya di Pacific Prestress, baik yang dimiliki secara langsung ataupun tidak langsung. Data itu menunjukkan Surya Semesta saat ini memiliki 79,75% saham, atau sebanyak 8,21 juta lembar saham Pacific Prestress secara langsung. Adapun, secara tidak langsung, perusahaan juga memiliki saham anak usahanya itu sebanyak 20,15% atau sebanyak 2,08 juta lembar saham melalui PT Enercon Paradhya International.

MITI: Rights Issue US$ 50 Juta Akuisisi 2 Tambang
PT Mitra Investindo Tbk (MITI) berencana melakukan penambahan saham (rights issue) melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas (PUT) sebesar US$ 50 juta pada semester-II 2010. Dana yang didapat nantinya akan digunakan untuk akuisisi dua lahan tambang batubara di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

EMTK: Investasi TV Berbayar Rp 1 Triliun
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) bersiap menginvestasikan dana lebih untuk pengembangan TV berbayar DVBT. Dana yang disiapkan perseroan mencapai Rp 1,067 triliun dan bersumber dari kas internal.

SAFE: Lepas Aset Tanah 8.010 m2
PT Steady Safe Tbk akan melepas aset berupa tanah seluas 8.010 meter persegi di Jl Pegangsaan Dua, Jakarta Utara.Dalam rapat umum pemegang saham, jajaran direksi perseroan mendapatkan persetujuan dari pemegang saham terkait dengan penjualan tersebut. Sepanjang tahun lalu, Steady Safe membukukan pendapatan sebesar Rp52,22 miliar. Pendapatan tersebut berasal dari jasa taksi sebesar Rp11,58 miliar, dari bus Rp4,7 miliar, serta dari pengoperasian busway sebesar Rp35 miliar. Kendati demikian, perseroan mengalami kerugian sebesar Rp24,3 miliar. Tahun ini perseroan memproyeksikan bisa meraup pendapatan sebesar Rp23,56 miliar. Sumbangan terbesar revenue diproyeksikan dari taksi sebesar Rp10,18 miliar, disusul busway sebesar Rp6,8 miliar, dan bus sebesar Rp6,48 miliar.

GJTL: Bidik Jual 13 Juta Unit Ban Motor Tahun Ini
PT Gajah Tunggal Tbk, produsen ban motor merek IRC, membidik angka penjualan ban kendaraan roda dua sebesar 13 juta unit pada tahun ini, seiring kian menguat permintaan di pasar domestik. Merujuk data Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI), sepanjang Januari-April tahun ini, Gajah Tunggal mengantongi kenaikan penjualan ban motor sebesar 26,2% menjadi 6,4 juta unit dari periode yang sama 2009. Khusus April, perusahaan ini mencatat kenaikan penjualan 57% menjadi 2,04 juta unit secara year-on-year. Selain itu, penjualan ban dalam selama Januari-April mencapai 12,03 juta unit, melonjak 95,9%.

BBCA: BCA Finance Yakin Salurkan Pinjaman Rp 7 Triliun di Semester I-2010
Anak usaha Bank Central Asia tersebut optimistis, penyaluran pinjaman pada semester pertama 2010 ini bakal mencapai Rp 7 triliun, atau 50% di atas target total penyaluran kredit yang ditetapkan tahun ini sebesar Rp 13,5 triliun. Sampai akhir Mei 2010 saja, penyaluran pinjaman yang tercatat sudah mencapai Rp 5,7 triliun. Ini berarti, terjadi pertumbuhan penyaluran pinjaman dari Rp 4,5 triliun pada semester pertama 2009 menjadi sekitar Rp 7 triliun pada periode yang sama tahun ini. Untuk memenuhi target Rp 7 triliun menjelang berakhirnya semester pertama tahun ini, BCA Finance, masih mengandalkan pembiayaan dari kendaraan bermotor roda empat. 70% di antaranya merupakan pembiayaan mobil baru, sedangkan 30% sisanya untuk pembiayaan mobil bekas.

ENRG: Proyeksikan Capex US$630 Juta
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) sampai tiga tahun ke depan menganggarkan belanja modal (capex) sebebsar US$630 juta atau setara Rp5,8 triliun. Dana tersebut dialokasikan untuk belanja modal 2010 senilai US$150 juta, 2011 sebesar US$260 juta dan 2012 sekitar US$220 juta.

PTPP: IH, Pendapatan Tembus Rp2,2 Triliun
PT PP Tbk (PTPP) memperkirakan pendapatan 1H10 mencapai Rp2,28 triliun atau tumbuh hingga 90% dibandingkan periode sama 2009 sebesar Rp1,2 triliun. Perseroan menargetkan pendapatan sepanjang 2010 bisa mencapai Rp6,8 triliun. Dengan demikian, pendapatan perseroan per semester 1 diperkirakan sekitar 33,5% dari target tahun ini.

ELTY: Siap Bayar Kupon Obligasi Rp15,54 Miliar
PT Bakrieland Developmnet Tbk (ELTY) telah menyiapkan dana pembayaran obligasi senilai Rp15,54 miliar. Dana itu dialokasikan untuk membayar kupon ke sembilan seri A dan B obligasi Bakrieland I tahun 2008. Para pemegang obligasi seri A perseroan akan mendapatkan total pembayaran imbal hasil (yield) senilai Rp6,54 miliar. Sementara itu, pemegang obligasi seri B akan mendapatkan yield Rp8,99 miliar.

ASIA: Investor Hong Kong Beli 30% Saham
Sebuah perusahaan Hong Kong tengah merampungkan pembelian 30% aham PT Asia Natural Resources Tbk (ASIA). Investor tersebut telah mendapat jatah 40 juta lembar saham perseroan. Asia Natural saat ini, menyiapkan eksploitasi nikel di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Produksi nikel di kuasa pertambangan yang dikelola perseroan berpotensi dikembangkan hingga mencapai 70 juta ton.

0 Response to "Market Flash eTrading"

Post a Comment

Powered by Blogger