Giliran Nestle Putus Kontrak CPO

Media Monitoring, Analysis and Tracking, Information System Consultant, Software-Web Develoment and Maintenance,Computer Network Supply and Installation, Purchasing Service
Cakrajiya Ciptana (CCi)
http://www.cc-indonesia.com


ARTICLE CLIPPINGS

Media : Neraca

Date : Friday, March 19, 2010

Page : 10

Tone : Neutral

Position : Top-Left

Section : Industri & Perdagangan


Setelah Uni­lever, kini giliran Nestle yang memutus kontrak pasokan CPO dengan Sinar Mas. Penghentian kontrak dilakukan menyusul protes dari para aktivis Greenpeace yang menuding Sinar Mas telah melakukan perusakan hutan.

Aktivis Greenpeace pada Rabu (17/3/2010) kemarin melakukan protes di kantor pusat Nestle dan juga pabrik di Inggris, Jerman dan Belanda. Protes digelar karena produ­sen cemilan terbesar di dunia itu masih menjalin kerjasama dengan perusa­haan yang dinilai Greenpeace merusak hutan.

"Dengan mempertimbangkan ukuran dan pe­ngaruhnya, maka Nestle mestinya menjadi contoh bagi industri dan menjamin pasokan CPO-nya bebas dari pengrusakan. Na­mun Nestle terus membe­li dari perusahaan seperti Sinar Mas yang telah merusak hutan dan habitat binatang," kritik Greenpeace dalam pernyataannya seperti dikutip dari AFP, Kamis (18/3).

Nestle pun dengan cepat merespons protes ter- sebut dengan menyatakan pihaknya telah menghen­tikan Sinar Mas sebagai pemasok GPO-nya. Nestle juga mengulang komit­mennya untuk hanya menggunakan CPO yang bersertifikasi hingga 2015.

"Nestle telah meng­gantikan perusahaan In­donesia, Sinar Mas seba­gai pemasok CPO dengan pemasok lain untuk pe- ngapalan selanjutnya. Ka- mi dapat mengkonfirmasi bahwa Nestle hanya membeli dari Sinar Mas untuk pabrik di Indonesia dan tidak ada CPO yang dibeli dari Sinar Mas yang digunakan Nestle untuk. pabrik di negara lain," jelas Nestle dalam pernyataan yang sampai ke redaksi Neraca.

Presiden Direktur Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) Daud Dharsono mem­bantah kebun sawitnya telah merusak lingkungan. Menurutnya, SMART sela­lu berusaha menerapkan aturan-aturan untuk perkebunannya.

"Kami berkomitmen untuk menerapkan best practices di kebun kami. Dan kami telah mengimplementasikannya sejak awal 1980-an. Kami siap untuk berdialog dengan Greenpeace untuk meng­klarifikasi laporan tersebut;" ujarnya.

Sekretaris Umum Ga­bungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono mendesak kepada Kementerian Per- dagangan dan Kementerian Pertanian untuk turun tangan mengatasi kasus pemutusan kontrak pro- duk sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dari Indonesia (Sinar Mas Agro Resources and Technology /SMART). Kasus ini sudah masuk katagori beruntun, dikhawatirkan akan menimpa para produsen lainnya atau berdampak sistemik

"Soal kasus yang beruntun dari Unilever, Nes­tle, GAPKI mendorong pe­merintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian untuk memanggil GAPKI bersama kelompok perusahaan membahas sikap perusahaan Indonesia" katanya.

Secara tersirat Joko mengatakan selama ini pemerintah terkesan tidak merespons dan melakukan langkah aktif dalam mengatasi permasalahan ini. Padahal sektor sawit menjadi salah satu produk unggulan ekspor Indone­sia ke pasar internasional. "Makanya kita dorong dan kejar terus," katanya.


0 Response to "Giliran Nestle Putus Kontrak CPO"

Post a Comment

Powered by Blogger