Kekeringan Air Tanah Ancam Kota Bandung
Consultant, Software-Web Develoment and
Maintenance,Computer Network Supply and Installation,
Purchasing Service
Cakrajiya Ciptana (CCi)
http://www.cc-indonesia.com
ARTICLE CLIPPINGS | ||
Media : Pikiran Rakyat | | Date : Sunday, February 07, 2010 |
Page : 2 | | Tone : Neutral |
Position : Top-Center | | Section : Bandung Raya |
Bencana kekeringan air tanah mengancam sebagian wilayah Kota Bandung, Cimahi Selatan, Moh. Toha-Dayeuhkolot, dan Majalaya akibat penggunaan air tanah yang berlebihan. Jika bencana itu terjadi, talc ada air, permukaan tanah menurun, banjir, dan terjadi pencemaran air.
Kepala Pusat Lingkungan Geologi (PLG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ir. Danaryanto, M.Sc. mengingatkan, agar pemerintah daerah setempat tidak berleha-leha clan hams benar-benar melakukan pengawasan ketat terhadap penggunaan air tanah.
"Jangan satnpai kejadian di Pacitan, Jawa Timur, terjadi di kita. Di sana, air sangat sulit. Untuk mendapatkan air, masyarakat harus mengambil dari tempat yang sangat jauh. Kalaupun ada yang menjual, har
ganya mahal. Banyak penduduk terpaksa menjual sapi atau kambing hanya untuk mendapatkan air," ujarnya saatditemui di ruang kerjanya di PLG, Jln. Dipenogoro, ndung, Jumat (5/2). ~
Menurut416anaryanto, wilayah Kota Bandung yang harus diwaspadai penurunan air tanahnya, di antaranya Moh. Toha, Andir, Cicendo, dan Sukajadi. Sejumlah wilayah tersebut dikategorikan air tanahnya rusak. "Memang di sana tidak semuanya, tetapi dalam beberapa titik saja. Kendati demikian, harus segera diantisipasi. Jika tidak, bencana air tanah akan teijadi di beberapa wilayah tersebut," tuturnya.
Danaryanto menambahkan, sejumlah wilayah yang sudah dikategorikan kritis air tanah adalah Babakan Ciparay, Bandung Kulon, Bojongloa Kaler, Kiaracondong, dan Batununggal. Sedangkan selebihnya, di
kategorikan rawan dan aman. "Wilayah yang dikategorikan rusak harus dilakukan pengawasan ketat terhadap pengambilan air tanah. Selain itu harus dilakukan konservasi, misalnya membuat resapan tanah," ujarnya.
Penurunan
Kerusakan yang paling parah, kata Danaryanto, terjadi di luar Kota Bandung, yakni Cimahi Selatan, Leuwigajah, Dayeuhkolot, Banjaran, Baleendah, Majalaya, dan Rancaekek. Menurut Danaryanto, di beberapa wilayah itu kondisinya sudah rusak karena pengambilan air tanah yang berlebihan oleh industri.
Di sejumlah wilayah tersebut, kandungan air tanahnya hanya 118 juta meter kubik, sedangkan pengambilan 4o juta meter kubik. "Hampir semua wilayah tadi, grafiknya terus menurun. Demikian pula di
Kota Bandung. Hal itu terjadi akibat jumlah pertumbuhan penduduk dan industri terus meningkat sehingga kebutuhan air juga terus bertambah," ucapnya.
Efek yang telah dan akan dirasakan masyarakat akibat kerusakan air tanah, kata Danaryanto, adalah penurunan permukaan tanah yang saat ini dideteksi 4 cm tiap tahun, banjir rutin seperti yang terjadi di Majalaya, Rancakek, dan Baleendah. Sementara dampak langsung lainnya terhadap masyarakat, yakni kekeringan air tanah.
0 Response to "Kekeringan Air Tanah Ancam Kota Bandung"
Post a Comment