Pemerintah MintaBI Turunkan BI Rate

Media Monitoring, Analysis and Tracking, Information System Consultant, Software-Web Develoment and Maintenance,Computer Network Supply and Installation, Purchasing Service
Cakrajiya Ciptana (CCi)
http://www.cc-indonesia.com


ARTICLE CLIPPINGS

Media : Koran Tempo

Date : Wednesday, March 24, 2010

Page : A15

Tone : Neutral

Position : Center

Section : Bisnis/Finansial


Pemerintah menginginkan Bank Indonesia menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) agar suku bunga perbankan juga turun. Imbauan ini untuk mewaspadai membaiknya pertumbuhan perekonomian dunia, yang akan mendorong pening­katan permintaan sehingga memicu laju inflasi. "Karena itu, kami mengimbau Bank Indonesia menurun­kan suku bunga," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta kemarin.

Meski demikian, peme­rintah tidak bisa memaksa karena kewenangan ber­ada di tangan bank sentral. "Bank sentral yang memiliki otoritas untuk (menurunkan) itu, jadi kami serahkan ke Bank Indone­sia," katanya. Penurunan ini diharapkan mendorong industri perbankan lebih efisien dalam menjalankan bisnisnya.

Dalam kesempatan sama, pelaksana tugas Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, menga­takan tingkat suku bunga acuan BI belum berubah. "Belum ada kepentingan untuk mereview tingkat BI Rate," kata Darmin. Suku bunga acuan yang berlaku saat ini sebesar 6,5 persen masih sesuai dengan perkiraan inflasi 2010 sebesar 5 persen plus-mi­nus 1 persen.

Menurut Darmin, inflasi Februari dan Maret me- mang turun meski inflasi Januari sempat naik. Tapi secara umum inflasi pada kuartal pertama 2010 tetap rendah, terutama karena menurunnya inflasi Maret. "Karena itu, inflasi tahun ini masih dalam track per- hitungan kami sebelum- nya, bahkan relatif ren- dah," kata Darmin.

Darmin mengatakan, untuk menentukan suku bu­nga acuan bank sentral, BI tidak perlu mengikuti kebi­jakan negara lain karena memiliki pertimbangan sendiri dan kondisi yang diha­dapi berbeda. BI tidak bakal mengikuti jejak bank sentral India (Reserve Bank of India/RBI) yang memutuskan menaikkan suku bunga acuannya 25 basis point da­ri 4,75 persen menjadi 5 persen.

Menurut Mitul Kotecha, Kepala Strategi Mata Uang

Global di Credit Agricola, Hong Kong, RBI cukup berani menaikkan suku bu­nga acuan. Keputusan itu dinilai mengejutkan kare­na diambil sebelum rapat kebijakan berikutnya. "Kebijakan ini mencerminkan adanya urgensi mengatasi tekanan inflasi," katanya. Apalagi Australia dan Ma­laysia menaikkan suku bu­nganya pada Februari lalu.

Keengganan Bank Indo­nesia menurunkan BI Rate, kata Kepala Ekonom dan Keuangan Citigroup Johanna Chua, karena bank sentral terlalu nyaman dengan target inflasi saat ini berdasarkan beberapa asumsi. "BI melihat dinamika inflasi tidak terlalu berbahaya pada kuartal pertama 2010," katanya.

Menurut Johanna, BI belum akan mengubah target inflasinya karena volatilitas harga pangan yang diharapkan sangat rendah. Hal ini berkaitan dengan musim panen pada beberapa bulan ke depan sehing­ga inflasi tetap rendah. Selain itu, BI dinilai cukup nyaman dengan apresiasi rupiah sebesar 1 persen yang dapat menurunkan inflasi 0,03-0,04 persen.

Faktor lain yang membuat BI enggan menurunkan suku bunga acuan adalah BI percaya pemulihan ekonomi Indonesia dan dampaknya terhadap kesen­jangan tidak akan jadi masalah yang mendorong pe­ningkatan inflasi, terutama karena adanya investasi. Tapi dia justru mempertanyakan sumber tambahan investasi yang akan diperoleh Indonesia.

Menurut Johanna, inflasi hingga akhir 2010 akan mencapai di atas 6 persen. "Tapi ini tergantung dampak kenaikan tarif dasar listrik sebesar 15 persen pada Juli nanti," katanya.


0 Response to "Pemerintah MintaBI Turunkan BI Rate"

Post a Comment

Powered by Blogger