BI Ogah Tiru India Naikin Suku Bunga
Cakrajiya Ciptana (CCi)
http://www.cc-indonesia.com
ARTICLE CLIPPINGS | ||
Media : Rakyat Merdeka | | Date : Wednesday, March 24, 2010 |
Page : 18 | | Tone : Neutral |
Position : Right Center | | Section : Hot Economics |
BANK Indonesia (BI) merasa tidak perlu meninjau kembali suku bunga acuannya (BI rate). BI ogah mengikuti Bank Sentral India yang menaikkan suku bunga acuannya.
"Kita tidak perlu meniru negara lain, kita punya pertimbangan negara kita sendiri," tegas Pjs Gubernur BI Darmin Nasution usai rapat koordinasi di Jakarta, kemarin.
Menurut Darmin, penentuan naik atau turunya suku bung BI didasarkan pada keadaan dalam negeri sendiri. Inflasi di Indanesia juga dinilai masih dalam trek sesuai dengan perhitungan.
Inflasi di Indonesia sekitar Februari-Maret masih relatif rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, inflasi Februari 2010 sebesar 0,3 persen dan diprediksi bulan Maret akan lebih rendah. Meskipun inflasi pada Januari 2010 sempat mengalami lonjakan menjadi sebesar 0,84 persen yang disebabkan dengan hampir semua sektor mengalami kenaikan harga.
"Inflasi untuk tahun ini diperkirakan tetap di dalam trek yang kita perhitungkan sebelumnya, sehingga belum ada kepentingan-kepentingan kita untuk me-review tingkat BI Rate kita,"jelas Darmin.
Darmin memprediksi, Maret tahun ini justru berpotensi untuk terjadi deflasi (penurunan harga barang). Dengan kondisi tekanan inflasi yang relatif rendah, tingkat BI Rate yang sebesar 6,5 persen masih dapat dipertahankan.
Nilai tukar rupiah juga semakin menguat menyentuh level Rp 9.050. BI akan melakukan berbagai upaya agar nilai tukar rupiah tidak hanya berhenti di satu titik. "Kita kemudian rnelakukan segala hal untuk membuat dia berhenti di satu titik, atau dalam situasi naik atau turun kita tidak punya target harus sckian, kita memang menjaga jangan sampai volatilitasnya terlalu tinggi," ungkap Darmin.
Sedangkan untuk masalah exit policy, BI akan menghilangkan kebijakan darurat karena ancaman krisis sudah berkurang. Exit policy merupakan langkah khusus yang diambil dalam rangka menghadapi krisis. "Secara bertahap akan kita hilangkan, karena Indonesia sudah hampir lepas dari krisis," kata Darmin.
Menurut Darmin, tapi untuk menghilangkan exit policy ini, BI tidak akan tergesa-gesa karena melihat negara-negara lain belum lepas dari krisis seperti AS. Darmin juga menjelaskan, exit policy di masing-masing negara dicocokkan dengan negara-negara lain.
Diakui Darmin, Indonesia sebetulnya merupakan negara yang paling sedikit melakukan perubahan peraturannya adalam menghadapi krisis yang lalu. " TVA
0 Response to "BI Ogah Tiru India Naikin Suku Bunga"
Post a Comment