Cakrajiya Ciptana - Media Monitoring Indonesia

Media Monitoring, Analysis and Tracking, Information System Consultant, Software-Web Develoment and Maintenance,Computer Network Supply and Installation, Purchasing Service
Cakrajiya Ciptana (CCi)
http://www.cc-indonesia.com

ARTICLE CLIPPINGS
Media : Surabaya Post		Date : Wednesday, March 10, 2010
Page : 2		Tone : Neutral
Position : Bottom-Center		Section : Ekonomi Bisnis

Masih luasnya ceruk pasar susu dan produk dari susu mendorong PT Nestle In­donesia memperkuat posisi. Tak hanya menambah varian produk, tapi perluasan pabrik untuk meningkatkan kapasi­tas produksi dilakukan. Ditar­getkan beberapa tahun ke depan 1 juta liter susu lokal/hari bisa diolah di Jatim.

"Dengan kapasitas produksi yang lebih besar, beberapa ta­hun mendatang kami berha- rap pasokan susu dari peter- nak lokal bisa mencapai 1 juta liter per hari," President Direc­tor PT Nestle Indonesia Arshad Chaundry, saat Peresmian Per- luasan Pabrik Nestle di Kejayan Pasuruan, Rabu (03/3).Saat ini sendiri, peternak sapi di Jawa Timur yang tergabung dalam 30 koperasi baru mampu me- masok 620 ribu liter per hari.

Sementara, perluasan pa-

brik yang mernakan investasi hingga 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1 triliun ini bisa me- ningkatkan kapasitas produksi hingga 200 ribu ton per tahun dari yang sebelumnya 100 ribu ton per tahun.

Peningkatan kapasitas terse- but dimaksudkan juga untuk memenuhi kebutuhan konsum- si susu yang pertahunnya tum- buh hingga 2 digit. "Ini peluang untuk peternak lokal mening­katkan produksi, karena kebu- tuhan susu lokalnya otomatis bertamabah," katanya.

Dari segi produk, selain yangkelas premium dan mene­ngah, Nestle juga memiliki lini produk yang lebih terjangkau dengan kategori Populary Po­sition Product (PPP)."Produk Nestle yang masuk dalam kat­egori PPP diantaranya Nestle Batita dan susu bubuk Ideal," ujarnya.

Tidak hanya di Indonesia, produk sejenis juga ada di nega­ra-negara berkembang lain se­perti Filipina, Vietnam, China dan Bangladesh. Saat ini di In­donesia, market share produk tersebut masih 10% diantara produk sejenis. Sedangkan se­cara global share-nya rata-ra­ta mencapai 20%. "Kami yakin share di Indonesia akan me­ningkat dan menyamai produk tersebut," katanya.

Pada kesempatanyang sama, Menteri Perindustrian MS Hi­dayat berharap konsumsi susu per kapita Indonesia bisa me­nyamai penduduk negara lain di Asia. "Konsumsi susu ma­syarakat Indonesia masih 10,4 liter per kapita per tahun. Pa­dahal di negara Asia lainnya rata-rata konsumsinya sudah 20 liter per kapita per tahun," katanya. Ditengarai, tinggin­ya harga masih menjadi salah

satu penyebab rendahnya pe­nyerapan susu di sebagian be- sar penduduk Indonesia.

Menurutnya, Industri per- susuan masih mengalami se- jumlah masalah sehingga be- lum bisa menekan harga. Salah satunya adalah pasokan bahan

baku susu segar dalam negeri yang belum tercukupi. Dika­takannya, 70% kebutuhan ba­han baku susu masih dipenuhi oleh susu impor dalam bentuk skim milk dari Australia, New Zealand, Amerika dan negara­negara Uni Eropa.