Pukat UGM: Bagaimana Mau Bersih, Sapunya Juga Kotor

Media Monitoring Service
Cubic Centra Indonesia (CCI)
http://www.cc-indonesia.com

Penangkapan mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji dalam kasus Arwana disayangkan. Mestinya, Mabes Polri lebih mendahulukan penuntasan dugaan berbagai markelar kasus yang menyelimutinya.

"Kita sayangkan, semua proses tuduhan terhadap markus dikesampingkan, sementara Susno yang didahulukan. Menurut saya, tidak pas," kata Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM Zainal Arifin Muctar saat dihubungi Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Selasa, 11/5).

Zainal mengaku tidak tahu pasti apakah Susno terlibat atau tidak dengan apa yang disangkakan kepada jenderal bintang tiga tersebut. Akan tetapi, dia melanjutkan, supaya harapan publik terpenuhi dan masyarakat yakin bahwa polisi serius memberantas korupsi lebih baik mendahulukan penuntasan markus. Pengentasan markus bukan hanya sampai pada memberikan sanksi, tapi bagaimana membangun mekanisme agar markus tidak ada lagi.

"Hal ini lebih pada strategi. Jauh lebih tepat polisi mendahulukan memeriksa jenderal yang diduga memiliki Rp 95 miliar itu. Supaya orang yakin polisi memang berusaha untuk membersihkan diri, sebelum membersihkan orang lain. Kalau tidak, nanti orang bertanya, bagaimana mau bersih sapunya juga kotor," ujarnya beranalogi.

Zainal menambahkan, Susno saat ini sudah lebih tepat disebut orang luar Kepolisian. Karena menurutnya, hanya kuku Susno saja yang tertinggal di Kepolisian.

sumber

0 Response to "Pukat UGM: Bagaimana Mau Bersih, Sapunya Juga Kotor"

Post a Comment

Powered by Blogger