Masalah Etnis dan Agama Sudah Final

Media Monitoring Service
Cubic Centra Indonesia (CCI)
http://www.cc-indonesia.com

Media : Internet
Website : http://www.analisadaily.com/in...
Tanggal : Wednesday, June 02, 2010
Penulis : maf
Tone : Neutral

Pancasila sebagai dasar negara sudah menjamin kalau masalah etnis dan agama sudah final. "Kalau saya lahir di Makassar nama saya mungkin Jusuf Kalla, kalau di Siborong-borong jadi Panda Nababan. Tapi kalau di Madura mungkin jadi Syarifuddin. Ini bukan lagi jadi masalah," kata Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan (PDIP) Sumatera Utara (Sumut) Panda Nababan usai Peringatan Hari Lahir Pancasila 65 Tahun di halaman Kantor DPD PDIP Sumut, Jalan Hayam Wuruk, Medan, Selasa (1/6). Ia menegaskan masalah kesukuan dan agama sudah final bagi mereka. Karena itu bukan untuk dipertentangkan terlebih lagi di saat Indonesia memperingati 65 tahun lahirnya Pancasila 1 Juni.

Panda melanjutkan Pancasila dapat dijadikan sebagai kesadaran kolektif bagi bangsa Indonesia untuk tidak terpecah belah. Karena pernah dalam suatu periode Pancasila ditinggalkan dalam prakteknya dengan mengaburkan dan menyelewengkan pengertiannya. Sehingga mengalami perapuhan.

Sekretaris DPD PDIP Muhammad Affan dalam upacara nasional membacakan amanat 1 Juni dari Ketua DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Dalam amanat tersebut ditegaskan bagi seluruh pejuang Pancasilais untuk satukan pikiran, ucapan dan tindakan untuk memperjuangkan tegaknya Pancasila.

Lalu menjadikan gotong royong sebagai intisari Pancasila yang menjadi cara berpikir, bertutur, dan cara kerja. Hanya dengan melakukan itu Pancasila akan menjadi ideologi dinamis yang hidup dan berdialektika di tengah bangsa yang berbhinneka. Hanya dengan berjuang di jalan ideologi Pancasila, negara dapat mencapai tujuan masyarakat adil dan makmur sesuai cita-cita didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebelumnya upacara nasional dilakukan, seluruh kader DPD PDIP Sumut melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Jalan Sisingamangaraja. Ziarah trsebut sebagai bentuk penghargaan bagi para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa.

Makam Pahlaman Memprihatinkan

Panda Nababan mengaku sangat teriris hatinya ketika menemui kondisi taman makam pahlawan yang berada di jantung Kota Medan kondisinya memprihatinkan. Tidak ada perhatian serius dari pihak pengelola. "Saya lihat tulisan di nisannya sudah mulai terhapus dan sulit terbaca. Rumputnya tinggi, helm penutup mulai berlumut dan kondisinya tampak kumuh tanpa perawatan. Ini sangat memprihatinkan," katanya.

Ke depan dia meminta pada pihak terkait yang menjadi penanggung jawab pengelolaan taman makam pahlawan untuk serius dalam melakukan perawatan. Jangan sampai masyarakat Medan dianggap sebagai bangsa yang tidak bisa berterima kasih pada pahlawannya.

Calon Wakil Wali Kota Medan yang diusung PDIP dan PDS, Nelly Armayanti yang turut hadir dalam peringatan tersebut mengatakan lima sila dalam Pancasila sudah menjelaskan bagaimana seharusnya bangsa Indonesia bersikap dan bertindak. Dan PDIP merupakan partai yang sudah jelas komitmen kebangsaannya dengan tidaklagi menganggap suku dan agama sebagai hal yang dipertentangkan. "Bagi PDIP suku dan agama merupakan harga mati yang tidak lagi dipertentangkan. Karena itu kita jauh mundur ke belakang jika masih harus mengurusi isu SARA di saat peringatan hari lahir Pancasila ke 65. Apalagi terjadi di saat pilkada kali ini," tandas Nelly.

0 Response to "Masalah Etnis dan Agama Sudah Final"

Post a Comment

Powered by Blogger