Pelayanan PDAM Masih Jelek

Media Monitoring, Analysis and Tracking, Information System Consultant,
Software-Web Develoment and Maintenance,
Computer Network Supply and Installation, Purchasing Service,
Cakrajiya Ciptana (CCi)

Media : Suara Karya

Date : Thursday, January 28, 2010

Page : 12

Tone : Neutral

Position : Left-Center

Section : Metropolitan Dan Nusantara


Sebagian besar perusahaan daerah air minum (PDAM) di Indonesia tidak sehat. Akibatnya, layanan air bersih untuk masyarakat kualitasnya buruk. Penilaian itu disampaikan dua lembaga swadaya masyarakat (LSM) peduli air bersih, yakni Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air (Kruha) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

Buruknya kapasitas PDAM menjadi salah satu faktor untuk melayani akses air bersih bagi masyarakat. Berdasarkan data yang dimiliki Kruha, sampai 2008, dari 275 PDAM dari total PDAM di Indonesia yang berjumlah 353, hanya mampu melayani 38 persen penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan. Total populasi yang tinggal di daerah perkotaan dari 275 PDAM tersebut sebesar 236.347.060 jiwa.

"Hanya 37,45 persen saja (203 PDAM) yang dalam kondisi sehat, sedangkan sisanya dalam kondisi kurang sehat sebesar 31,64 persen (87 PDAM), dan 30,91 persen atau 85 PDAM dalam kondisi sakit," kata Ketua Kruha, Hamong Santoso,kemarin.

Ketua Harian Yayasan Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menambahkan, ada 265 pengaduan masyarakat (selama NovemberDesember 2008) yang kecewa atas kurang Nem uaskannya layanan air bersih. Itu artinya, pelayanan PAM Jaya dan operatomya masih mengecewakan. Keluhan yang disampaikan umumnya air keruh atau berwama kecokelatan, tarifnya mahal, dan tentang pencabutan pelanggan secara sepihak.

"Di wilayah Jakarta Utara, air bersih dari PAM Jaya masih sering mati dan kecil mengalirnya," kata Tulus.

Sementara itu, kalangan DPRD DKI Jakarta khususnya pimpinan dan anggota Komisi B (Bidang Perekonomian) menyetujui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov DKI, PT Pembangunan Jaya Ancol, pengelola Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) -untuk dibatasi penggunaannya atas pasokan air bersih yang berasal dari instalasi pengolahan air reverse osmosis (IPA RO). Dengan pembatasan pengguriaan RO tersebut, diharapkan kelangsungan subsidi tarif air

minum untuk warga miskin Jakarta Utara tetap berjalan baik.

"Ya, memang harus dibatasi penggunaannya," ujar Ketua Komisi B DPRD DKI, Selamat Nurdin, usai kunjungan kerja ke kantor pusat PAM Jaya, di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Rabu (27/1).

Jika kelak pengelola Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) akan mengoperasikan IPA teknologi RO laut, Selamat Nurdin meminta agar manajemen Jaya Ancol tidak mengurangi jumlab konsumsi air bersih yang selama ini disuplai PAM Jaya.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PAM Jaya Hariadi Priyohutomo mengatakan, munculnya pembuatan IPA tersebut karena Ancol tidak puas dengan layanan operator yang saat itu dikelola oleh Thames PAM Jaya (TPJ). Pada saat itu pihak DPRD dan Badan Regulator Air Minum PAM Jaya juga menyetujui pembangunan instalasi RO.

Dalam perkembangan sekarang, pihak PT Aetra Air Jakarta (Aetra) sebagai investor baru

pengganti TPJ telah sanggup memenuhi permintaan Ancol.

0 Response to "Pelayanan PDAM Masih Jelek"

Post a Comment

Powered by Blogger