Perumahan dan Air Minum Terus Tumbuh Negatif

Media Monitoring, Analysis and Tracking, Information System Consultant, Software-Web Develoment and Maintenance,Computer Network Supply and Installation, Purchasing Service
Cakrajiya Ciptana (CCi)
http://www.cc-indonesia.com


ARTICLE CLIPPINGS

Media : Suara Karya

Date : Wednesday, February 10, 2010

Page : 6

Tone : Neutral

Position : Left-Center

Section : Ekonomi & Bisnis


Pemerintah berharap kenaikan anggaran untuk infrastruktur secara umum dapat meningkatkan pertumbuhan sektor perumahan rakyat dan penyediaan air minum. Untuk periode 2010-2014, anggaran untuk perumahan rakyat dan air minum sebesar 430 persen menjadi Rp 13,69 triliun dari sebelumnya hanya Rp 2,59 triliun. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor peru­mahan dan air minum mengalami pertumbuhan negatif.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Peren­canaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Deddy Priat- na mengatakan, pertumbuhan pembangunan rumah lebih rendah dibanding pertumbuhan penduduk yang butuh rumah baru sekitar 710.000 rumah tangga per tahun. Pemerintah sendiri hanya bisa membangun ru­mah sebanyak 410.000 rumah per tahun. "Sehingga ke­kurangannya mencapai 300.000 rumah per tahun. Jadi, pemerintah harus meningkatkan pembangunan rumah dan sarana air minum bagi masyarakat," kata Daddy di Jakarta, Selasa (9/1).

Dia mengatakan, ketimpangan antara permintaan dan persediaan rumah (backlog) yang pada 2009 mencapai 7,3 juta unit rumah memperlihatkan pertumbuhan negatif yang terjadi. Ini karena pada 2005 backlog hanya 5,8 juta unit rumah. Kebutuhan rumah masyarakat meningkat 1,5 juta unit rumah dalam lima tahun terakhir ini.

Untuk bisa memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat dalam lima tahun ke depan, anggaran Kementerian Negara Perumahan Rakyat (Kemennegpera) bisa mencapai Rp 30 triliun. "Jadi, pada 2014, backlog rumah menjadi nol. Itu artinya kebutuhan rumah akan terpenuhi. Namun, anggaran yang disetujui hanya men- capai 50 persen atau senilai Rp 13,69 triliun untuk lima tahun ke depan," tutur Deddy.

Dana di Kemennegpera itu ditujukan untuk subsidi uang muka dan subsidi bunga bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah sederhana atau rumah susun. "Dengan penghasilan di bawah Rp 4,5 juta per bulan, maka akan mendapat subsidi yang lebih besar," ucapnya

Lebih jauh Deddy menjelaskan, pembangunan penye­diaan air minum perpipaan juga mengalami pertum- buhan negatif Karena itu harus terjadi percepatan pem­bangunan air minum perpipaan. Pada 2001, sebanyak 18,25 persen penduduk sudah mendapatkan air minum perpipaan. Namun, menurun pada 2004 menjadi 17,54 persen dan seterusnya pada 2007 menjadi 16,18 persen serta 2009 menjadi 15,8 persen. "Diperkirakan baru pada 2020 bisa tercapai keseimbangan antara pertumbuhan perumahan dan sarana air minum perpipaan dengan pertumbuhan penduduk," ujarnya

0 Response to "Perumahan dan Air Minum Terus Tumbuh Negatif"

Post a Comment

Powered by Blogger